Jumat, 21 Maret 2014

Seruan Dewan Pers dan KPI Tentang Pers dan Pemilu 2014



Ketua KPI Pusat Judhariksawan (keempat dari kiri) dan Ketua Dewan Pers Bagir Manan (keempat dari kanan) foto bersama beberapa anggota KPI dan beberapa anggota Dewan Pers, seusai pertemuan dan pembahasan seruan bersama tentang "Pers dan Pelaksanaan Pemilu 2014", di kantor Dewan Pers, Jakarta, Jumat, 14 Maret 2014. (Foto: www.kpi.go.id)

Dewan Pers Ingatkan Pemilik Perusahaan Pers


Ketua Dewan Pers, Bagir Manan, menyampaikan "peringatan etik" kepada pemilik perusahaan pers terkait dengan liputan tentang Pemilu 2014. Ia meminta pemilik perusahaan pers untuk tetap menjunjung tinggi kaedah pers, antara lain menghormati pekerja persnya sendiri, termasuk menghormati sikap profesional mereka sebagai jurnalis. (int)

Selasa, 18 Maret 2014

Liputan Pemilu, Media Massa Harus Berpihak

WORKSHOP. Dua anggota Dewan Pers Ray Wijaya (kiri) dan Yosep Adi Prasetyo, tampil sebagai pembicara pada "Workshop Peliputan Pemilu 2014 untuk Wartawan Media Cetak dan Media Elektronik", di Hotel Sahid, Makassar, Selasa, 18 Maret 2014. Dua pembicara lainnya yaitu Ketua KPUD Sulsel Iqbal Latief dan Ketua Panwaslu Sulsel Laode Arumahi. (Foto: Asnawin)

Minggu, 09 Maret 2014

Peraturan Rumah Tangga PWI


Permohonan menjadi Anggota PWI diajukan dengan mengisi formulir yang sudah ditentukan, dan ditandatangani oleh pemohon. Formulir untuk Anggota Muda harus dilampiri fotokopi Surat Pengangkatan pemohon sebagai wartawan di salah satu media; fotokopi Ijazah yang telah dilegalisasi, serendah-rendahnya Sekolah Menengah Umum (SMU) atau yang sederajat sebelum tahun 2008 dan serendah-rendahnya (DIII) setelah tahun 2008; Surat Pernyataan bermaterai yang berisi janji pemohon akan menaati Kode Etik Jurnalistik, Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga PWI, serta keputusan-keputusan organisasi; Menyertakan bukti karya jurnalistik.(int)

Peraturan Dasar PWI


GEDUNG PWI SULSEL. Sejarah menunjukkan, perjuangan Wartawan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perjuangan Rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaan, maupun mempertahankan dan mengisinya di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta tanpa membedakan aliran politik, suku, ras, agama dan golongan, Wartawan Indonesia pada tanggal 9 Februari 1946 di kota Solo telah menyatukan diri dalam organisasi wartawan nasional bernama Persatuan Wartawan Indonesia disingkat PWI. (Foto: Asnawin)

Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI)


IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia), suatu asosiasi yang menghimpun para jurnalis televisi dan didirikan pada era reformasi, yakni pada bulan Agustus 1998, menyusul pengunduran diri Presiden Soeharto. Pada saat itu, ratusan jurnalis televisi dari RCTI, TPI, SCTV, Indosiar, dan ANTV berkumpul di Jakarta untuk melakukan kongres pertama dan sepakat mendirikan IJTI dan memilih pengurus pertama organisasi ini. (int)

Aliansi Jurnalis Independen (AJI)


Setelah itu, gerakan perlawanan terus mengkristal. Akhirnya, sekitar 100 orang yang terdiri dari jurnalis dan kolumnis berkumpul di Sirnagalih, Bogor, 7 Agustus 1994. Pada hari itulah mereka menandatangani Deklarasi Sirnagalih. Inti deklarasi ini adalah menuntut dipenuhinya hak publik atas informasi, menentang pengekangan pers, menolak wadah tunggal untuk jurnalis, serta mengumumkan berdirinya AJI. (int)

Kamis, 06 Maret 2014

Foto-foto Kunjungan Dahlan Iskan ke Gedung PWI Sulsel


KETUA Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulsel Zulkifli Gani Ottoh (kedua dari kiri) foto bersama Direktur Perpustakaan Pers PWI Sulsel Asnawin (paling kiri), Ketua Dewan Kehormatan Daerah (DKD) PWI Sulsel Ronald Ngantung (ketiga dari kanan), dan Ketua Serikat Perusahaan Pers Sulsel Dahlan Kadir (kedua dari kanan), beberapa saat sebelum kedatangan tokoh pers nasional Dahlan Iskan ke Gedung PWI Sulsel, Rabu, 5 Maret 2014. (dok. Perpustakaan Pers PWI Sulsel)

Ketua dan Mantan Ketua PWI Sulsel Naik Bentor


NAIK BENTOR. Dari kanan ke kiri, H Syamsu Nur (mantan Ketua PWI Sulsel), HM Alwi Hamu (mantan Ketua PWI Sulsel), Zulkifli Gani Ottoh (Ketua PWI Sulsel), dan Salim Djati Mamma (Direktur Utama Ujungpandang Ekspres), naik bentor (becak motor) untuk mengantar tokoh pers nasional Dahlan Iskan yang juga naik bentor bersama isteri, dari Gedung PWI Sulsel, Jl AP Pettarani 31, Makassar, menuju Hotel Clarion Makassar. Rabu, 5 Maret 2014. (Foto: Asnawin)

Dahlan Iskan Naik Bentor dari Gedung PWI Sulsel


NAIK BENTOR. Dahlan Iskan bersama isteri, melambaikan tangan kepada massa ketika naik bentor meninggalkan Gedung PWI Sulsel, Jl AP Pettarani 31, Makassar, menuju Hotel Clarion Makassar, tempat dilangsungkannya Debat Kandidat Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat, Rabu, 5 Maret 2014. Dahlan Iskan berkunjung ke Gedung PWI Sulsel dalam kapasitasnya sebagai tokoh pers nasional, untuk bersilaturrahim dengan masyarakat pers se-Sulsel dan Sultra. (Foto: Asnawin)

Rabu, 05 Maret 2014

Sambutan Hangat Masyarakat Pers untuk Dahlan Iskan


TOKOH PERS Dahlan Iskan (keempat dari kanan) dan isteri (kelima dari kanan), foto bersama mantan Ketua PWI Sulsel HM Alwi Hamu (kedua dari kanan), Ketua PWI Sulsel Zulkifli Gani Ottoh (paling kiri), wartawan senior Harun Rasyid Djibe (kedua dari kiri) dan Nurdin Mangkana (ketiga dari kiri), serta beberapa pengurus PWI Sulsel, saat berkunjung ke Gedung PWI Sulsel, Jl AP Pettarani 31, Makassar, Rabu, 5 Maret 2014. (Foto: Asnawin)

Selasa, 04 Maret 2014

Badik dan Songkok Bugis-Makassar untuk Dahlan Iskan


Wakil Direktur Utama PT Media Fajar, Sukriansyah S Latief (kedua dari kanan) didampingi Ketua PWI Sulsel Zulkifli Gani Ottoh (kedua dari kiri), Ketua DKD PWI Sulsel Ronald Ngantung (paling kiri) dan wartawan senior Harun Rasyid Djibe, di Ruang Diklat Gedung PWI Sulsel, Jl AP Pettarani 31, Makassar, Selasa, 4 Maret 2014, memberikan penjelasan tentang jadwal kunjungan tokoh pers Dahlan Iskan di Makassar, termasuk rencana shalat ashar berjamaah di Masjid Wartawan PWI Sulsel. (Foto: Asnawin)

Sabtu, 01 Maret 2014

Selamat Ulang Tahun Harian "Pedoman Rakyat"


Tahun 1992, harian Pedoman Rakyat membuka penerimaan calon wartawan dan saya (Asnawin) pun mendaftar bersama lebih dari seratus pelamar lainnya. Setelah melalui beberapa tahapan tes, saya bersama enam teman lainnya akhirnya dinyatakan lulus. Keenam teman lain itu ialah Mustam Arif, Rusdy Embas, Elvianus Kawengian, Indarto (alm), Mohammad Yahya Mustafa, dan Ely Sambominanga. (dok. pribadi)